Cloud in Candy
ABOUT ENTRY LINKS TWITER FACEBOOK TUMBLR
Menjinakan Amarah :)
Sabtu, 09 Juni 2012 • 18.29 • 0 comments
Rasa marah itu ibarat suara yang keluar dari pengeras suara. Kalau dibiarkan akan keluar begitu saja tanpa ada perdeam, suara (alias amarah) yang keluar pasti nggak enak didengar, memekakkan telinga sangat mungkin menyakiti orang lain.

EFEK LEDAKAN
   Ada beberapa hal buruk yang bisa mempengaruhi kita karena ledakan amarah ini. Menurut George Rhoades, Ph.D., seorang psikolog klinis yang juga tergabung dalam Komisi Psikologi Trauma dengan APA (American Psychologist Association), amarah yang meledak bisa mempengaruhi kontrol kita kepada diri sendiri. Pasalnya, ketika emosi, kita didominasi penuh sama amarah kita. Ini memungkinkan kita kehilangan kendali. Biasanya ini bisa berakibat pada kekerasan fisik terhadap diri sendiri atau orang lain.

   Nggak hanya itu, kekerasan yang berbuntut dari ledakan amarah ini juga bisa bikin kita terasingkan dari keluarga dan teman teman kita. Soalnya, mereka bakal menganggap kita kasar, bahkan bisa jadi mereka malas (atau takut) bergaul dengan kita. Buntut dari kehilangan teman ini adalah menurunnya rasa percaya diri kita yang akhirnya menuntun ke arah depresi. Wah, jadi panjang ya urusannya?

   Nggak hanya jiwa yang terganggu, tapi juga tubuh kita, lho! Membiarkan amarah kita terlalu sering meledak bisa mengancam kesehatan kita. Mulai dari sakit kepala, masalah pencernaan, tekanan darah tinggi, sampai serangan jantung. Jadi siapa bilang marah itu cuma masalah emosi atau perasaan?

MEREDAM BUKAN MEMENDAM
   Merasa marah bukanlah sesuatu yang buruk. Marah adalah emosi yang baik yang menunjukkan kekecewaan atau ketidaksukaan kita akan sesuatu. Sayangnya, cara kita mengatasi kemarahan itulah yang lalu bikin marah jadi terlihat jelek. Salah satunya adalah membiarkan kemarahan itu meledak. Maka penting untuk kita bisa meredam amarah, bukan memendam.

   Pasalnya, memendam amarah juga sama buruknya dengan amarah yang meledak. Karena amarah yang dipendam bisa membuat kita tersiksa dan menuntun ke arah depresi. Berbeda dengan meredam. Meredam berarti nggak membiarkan meledak, tapi juga nggak menyimpan rapat rapat. Meredam berarti mengeluarkan dengan cara yang pas.

MEREDAM AMARAH
   Amarah yang meledak bukan sesuatuyang nggak bisa kita atasi. Asal tahu caranya dan berlatih dengan keras, kita pasti bisa kok menjinakkan amarah kita. Kadang kesulita yang kita hadapi ketika amarah memuncak adalah kita nggak tahu gimana mengatasi dan menyalurkannya. Menurut Beverly Engel, seorang psikoterapis dan pengarang, dalam bukunya yang berjudul Honor Your Anger, ada beberaoa cara untuk meredam amatah kita yang cenderung meletu letup dan menyampaikannya dengan lebih baik:
  • Ungkapkan rasa marah dengan pernyataan yang nggak menyalahkan atau pun menyudutkan. Kalimta ini harus menyatakan kita marah dan apa yang kita ingin orang lain lakukan soal itu. Misalnya saat berantem sama sobat karena dia membocorkan rahasia kita, kita bisa bilang: "Gue marah sama lo karene lo ngebocorin rahasia gue. Gue mau lo nggak begitu lagi!"
  • Hindari memakai kata "kamu" karena ini bisa dianggap menyerang orang lain. Pakai kata "aku" dan hindari berbicara kasar, menghina atau menggunakan kata kata seperti "selalu" atau nggak pernah. Contohnya, waktu berantem sama pacar karena dia terlambat menjemput. daripada menyalahkan dia dengan bilang "Kamu memang selalu telat dan nggak pernah menghargai aku.", lebih baik kita bilang "Aku sudah lama nunggu, lho!"
  • Pakai bahasa tubuh yang tepat. Misalnya pastikan kita menatap dengan tatapan lembut, jaga nada dan volume suara kita. Perhatikan juga ekspresi muka dan gerakan tangan kita saat berbicara. 
  • Ucapkan kata kata seperti "santai" dan "tenang" berulang ulang dan perlahan untuk menenangkan diri.
  • Bayangkan kita ada di tempat favorit kita dan melakukan hal yang paling kita sukai. Dengan begitu, perasaan senang bisa segera menghampiri kita.
  • Stretching. Sedikit gerakan tangan dan kaki kita ternyata bisa membantu buat menghilangkan tekanan dari tubuh kita akibat kemarahan.
  • Tindakan pencegahan. Sebagian besar kemarahan terjadi karena sesuatu terjadi di luar harapan kita. Untuk mencegahnya, salah satu yang bisa kita lakukan adalah menanamkan di pikiran kalau kita nggak bisa mengendalikan orang lain dan sebagian besar hal hal yang terjadi sama kita. Jadi, kita sudah harus siap kalau sesuatu terjadi nggak sesuai harapan.


PASTFUTURE
MY WORDS;
,
Hi, I'm Alex. I believe in love at first sight. I love animals, sunsets, and beaches. I like listening to people talk about their lives. Welcome.



OTHERS;


LEAVE ME A 'HELLO';


BLOG ARCHIVE;


WHO SEE ME?;